A. KUALITAS
Kualitas atau mutu merupakan suatu istilah relatif yang sangat bergantung pada situasi. Ditinjau dari pandangan konsumen, secara subjektif orang mengatakan kualitas adalah sesuatu yang cocok dengan selera (fitness for use). Produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mempunyai kecocokan penggunaan bagi dirinya. Pandangan lain mengatakan kualitas adalah barang atau jasa yang dapat menaikkan status pemakai. Ada juga yang mengatakan barang atau jasa yang memberikan manfaat pada pemakai (measure of utility and usefulness) (Yamit, 2003: 347).
Dari penjelasan diatas, memang kualitas memiliki pengertian yang berbeda-beda dikarenakan setiap individu memiliki pandangan atau persepsi yang berbeda-beda pula terhadap suatu kualitas. Dibawah ini ada beberapa pengertian kualitas atau mutu secara garis besar yang dikemukakan oleh para ilmuwan (Ariani, 2004: 3 dan 5):
a. J.M Juran mengatakan mutu adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.
b. W. Edward Deming mengatakan mutu harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan masa depan.
c. Crosby berpendapat bahwa mutu adalah kesesuian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability, dan cost effectiveness.
d. A. V. Feigenbaum berpendapat mutu merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance melalui produk dan jasa dalam pemakaian akan sesuai dengan harapan pelanggan.
e. David L. Goetsch dan Stanley Davis mengatakan mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.
f. H. L. Gilmore berpendapat mutu adalah suatu kondisi di mana produk sesuai dengan desain atau spesifikasi tertentu.
g. Ross Johnson & William O. Winchell mengatakan mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang berkaitan dengan kemampuanya memenuhi kebutuhan atau kepuasan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas atau mutu merupakan ketepatan suatu produk terhadap spesifikasi atau standar yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen (Ariani, 2004: 6).
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Yamit, 2003: 349):
- Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan,
- Peralatan dan perlengkapan (tools and equipment),
- Bahan baku atau material, dan
- Pekerjaan ataupun staf organisasi.
B. KINERJA
Dalam Kamus Besar Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi /perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika (Suyadi Prawiro dalam Nawawi, 2006: 65). Kinerja dapat diartikan sebagai apa yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas pokonya (Nawawi, 2006: 66).
Sumber:
Yamit, Zuliant. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. 2003.
Ariani, Dorothea Wahyu. Manajemen Kualitas. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. 2004.
Nawawi, Hadari. Evaluasi Dan Manajemen Kinerja Di Lingkungan Perusahaan Dan Industri. Yogyakarta: Gajah Manda University Press. 2006.
Mohon maaf banget yoo untuk kurang atau lebihnya.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar