Jumat, 08 April 2011

FOQUSED QUALITY MANAGEMENT

Ini beberapa inpo sekilas Foqused Quality Management (FQM). Silhkan disimak. :)

AAwal Lahirnya Focused Quality Management
Focused Quality Management (FQM) adalah suatu ancangan yang dimaksudkan untuk mencegah tidak terpadukannya usaha Total Quality Management (TQM) dengan praktek menejemennya untuk mencapai sasaran bisnis yang strategis, dimana TQM menjadi tanggung jawab departemen sumber daya manusia atau staff yang lain dan terputus dari arus utama operasi manajemen.
Ada tiga alasan pokok mengapa upaya TQM kehilangan sasaran dan tidak mencapai tujuan bisnis yang penting, yaitu (Brelin, dkk.1997: 6):
1.    Tidak memusatkan diri pada proses yang penting untuk tujuan strategis,
2.    Tidak melibatkan eksekutif senior dalam proses seleksi untuk mengenali proyek perbaikan khusus, dan
3.    Tidak menjalakan peninjauan terus-menerus oleh eksekutif untuk menjamin bahwa pelaksanaan membuahkan hasil jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk mencegah hasil sepeti itu maka lahirlah Focused Quality Management (FQM). Dengan dasar pemikiran bahwa Focused Quality Management adalah prakarsa mutu harus diarahkan untuk memperbaiki proses yang mempunyai dampak terbesar pada apa yang harus terjadi kalau organisasi ingin mencapai sasarannya (Brelin, dkk.1997: 4).

B. Tujuan Focused Quality Management
Perbaikan mutu pada proses pokok yang berdampak pada hal-hal yang sedikit tetapi vital, yaitu faktor sukses kritis (Critical Success Factors – CSF) yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran strategis organisasi. Faktor sukses kritis ini merupakan hal yang pokok, dan proses kunci yang memberi dampak padanya harus merupakan fokus perhatiaan manajemen.
Focused Quality Management mencerminkan cara disampaikannya produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan memfokuskan pada proses lintas-fungsi, dan bukan pada hasil-hasil fungsional, akan meningkatlah kemungkinan tercapainya tujuan bisnis strategis dan pemuasan pelanggan dengan mutu yang lebih tinggi pada biaya yang lebih rendah.
Selain itu, Focused Quality Management mengambil alih tanggung jawab atas perbaikan proses dari sumber daya manusia atau pengembangan organisasi dan menaruhnya pada manajemen. Focused Quality Management mengkehendaki agar eksekutif dan manajer senior terlibat dan tetap terlibat, jika menginginkan hasil.

C.  Proses Focused Quality Management
Menurut Harvey K. Brelin, dalam Focused Quality Management ada 4 langkah yang harus dilaksanakan, yaitu (Brelin, dkk.1997: 18):
1.      Penyiapan
Pada langkah pertama ini, manajer dan tim kepemimpinan mengembangkan dan mengkoordinir pernyataan visi, misi dan menilai. Penilaian dilakukan untuk menentukan dimana perusahaan berada dan kemana perusahaan akan pergi.
Berikutnya faktor sukses kritis dikenali untuk organisasi. Faktor sukses kritis adalah beberapa hal yang benar-benar penting sekali bagi suksesnya pencapaian sasaran. Teknik yang sangat ampuh untuk menjamin bahwa faktor sukses kritis hanya mencakup hal-hal yang sedikit tetapi vital adalah suatu batu ujian dari apa yang disebut perlu dan mecukupi, sehingga diperlukan pemfokusan proses bisnis kunci yang akan mewujudkan faktor sukses kritis. Proses kunci dan faktor sukses kritis sebagian besar ditentukan oleh seorang manager (Brelin, dkk.1997: 7 dan 34).

2.      Perencanaan
Tahap perencanaan adalah langkah di mana rencana yang nyata dibuat untuk memperbaiki proses bisnis kunci dan organisasi secara keseluruhan. Rencana mutu strategis mempunyai dua komponen; rencana perbaikan proses sehingga proses kunci yang penting bagi strategi perusahaan dan pelanggan dapat diperbaiki, dan suatu rencana perbaikan organisasi, sehingga organisasi mutu yang terfokus ke masa depan dapat mengambil bentuk.
Rencana perbaikan proses didasarkan pada penilaian dan dirancang untuk menutup kesenjangan antara keadaan sekarang dan masa depan. Untuk menciptakan rencana perbaikan proses, harus dicapai mufakat dalam:
a.       Sasaran (apa yang ingin dicapai oleh organisasi),
b.      Faktor sukses kritis (apa yang harus terjadi jika organisasi ingin mencapai sasarannya), dan
c.    Proses bisnis kunci (apa yang paling mempengaruhi kemapuan organisasi untuk mencapai tujuannya sementara secara efektif memuaskan pelanggan).
Sasaran dari rencana perbaikan proses adalah memperbaiki proses yang penting bagi para pelanggan dan sasaran perusahaan. Selain itu, pimpinan juga menyiapkan suatu rencana perbaikan organisasi yang diarahkan untuk membuat perubahan struktur dan prosedur yang diperlukan untuk mendukung prakarsa Focused Quality Management.

3.      Penyebaran
Pada tahap penyebaran, yang harus dilakukan adalah melaksanakan rencana mutu strategis dan memberdayakan tim perbaikan proses dengan memberikan sasaran yang jelas akan membangun kemampuan organisasi untuk memperbaiki diri sendiri demi memenuhi harapan pelanggan dan memungkinkannya untuk mengukur kemajuan dan menentukan sukses atau kebutuhan akan perbaikan lebih jauh. Tim melaksanakan aktivitas untuk memperbaiki proses bisnis kunci yang sebelumnya telah diidentifikasi. Tim perbaikan proses dengan resmi dilembagakan dan dilatih dengan tujuan untuk memperbaiki, mengurangi kesalahan, mengurangi keterlambatan, mengurangi cacat, efisiensi biaya, dan meningkaatkan kepuasan pelanggan.

4.      Pemantapan
Dalam fase terakhir ini menyangkut penggunaan peralatan yang maju, perberdayaan karyawan, dan penilaian ulang. Sebuah transisi yang akan menenjadikan Manajemen Mutu Terfokus sebagai cara menjalankan bisnis setiap hari dan pola hidup organisasi. Ini membutuhkan perubahan yang dimanajemeni secara cermat untuk melanjutkan pergeseran budaya dari deteksi cacat dan koreksi menjadi pencegahan cacat dan perbaikan yang berkesinambungan. Untuk berhasilnya peralihan, semua karyawan (bukan hanya tim perbaikan proses) harus mempunyai keterampilan yang dibutuhkan dan wewenang untuk melakukan apa yang diperlukan guna memperbaiki proses dan membuat perbaikan terus-menerus. Jika organisasi melakukannya dengan baik, maka kondisi ini akan memotivasi seluruh karyawan yang ada diberbagai lini untuk mengikuti dan menjalankan konsep manajemen mutu. 


Sumber:

Brelin, Harvey K, dkk. Focused Quality Meningkatkan Mutu Produk Dengan Hasil Nyata”. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1997.


Ini beberapa inpo sekilas FQM..
Thank's ud disimak...  :)

Sekilas tentang kualitas dan juga kinerja

Saya akan coba sharing disini sekilas tentang Kualitas dan juga Kinerja

A. KUALITAS
Kualitas atau mutu merupakan suatu istilah relatif yang sangat bergantung pada situasi. Ditinjau dari pandangan konsumen, secara subjektif orang mengatakan kualitas adalah sesuatu yang cocok dengan selera (fitness for use). Produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mempunyai kecocokan penggunaan bagi dirinya. Pandangan lain mengatakan kualitas adalah barang atau jasa yang dapat menaikkan status pemakai. Ada juga yang mengatakan barang atau jasa yang memberikan manfaat pada pemakai (measure of utility and usefulness) (Yamit, 2003: 347).
Dari penjelasan diatas, memang kualitas memiliki pengertian yang berbeda-beda dikarenakan setiap individu memiliki pandangan atau persepsi yang berbeda-beda pula terhadap suatu kualitas. Dibawah ini ada beberapa pengertian kualitas atau mutu secara garis besar yang dikemukakan oleh para ilmuwan (Ariani, 2004: 3 dan 5):
a.       J.M Juran mengatakan mutu adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.
b.      W. Edward Deming mengatakan mutu harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan masa depan.
c.       Crosby berpendapat bahwa mutu adalah kesesuian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability, dan cost effectiveness.
d.      A. V. Feigenbaum berpendapat mutu merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance melalui produk dan jasa dalam pemakaian akan sesuai dengan harapan pelanggan.
e.       David L. Goetsch dan Stanley Davis mengatakan mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.
f.       H. L. Gilmore berpendapat mutu adalah suatu kondisi di mana produk sesuai dengan desain atau spesifikasi tertentu.
g.      Ross Johnson & William O. Winchell mengatakan mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang berkaitan dengan kemampuanya memenuhi kebutuhan atau kepuasan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas  atau mutu merupakan ketepatan suatu produk terhadap spesifikasi atau standar yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen (Ariani, 2004: 6).
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Yamit, 2003: 349):
  1. Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan,
  2. Peralatan dan perlengkapan (tools and equipment),
  3. Bahan baku atau material, dan
  4. Pekerjaan ataupun staf organisasi.

B. KINERJA
Dalam Kamus Besar Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah  sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi /perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika (Suyadi Prawiro dalam Nawawi, 2006: 65). Kinerja dapat diartikan sebagai apa yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas pokonya (Nawawi, 2006: 66).

Sumber:
Yamit, Zuliant. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. 2003.
Ariani, Dorothea Wahyu. Manajemen Kualitas. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. 2004.
Nawawi, Hadari. Evaluasi Dan Manajemen Kinerja Di Lingkungan Perusahaan Dan Industri. Yogyakarta: Gajah Manda University Press. 2006.

Mohon maaf banget yoo untuk kurang atau lebihnya..  :)

Rabu, 06 April 2011

Peta Proses Operasi



Peta proses operasi apa sih?yang coba saya jelaskan disini secara singkatnya,mudah-mudahan dapat dimengerti.AMIN

Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan (bahan-bahan) baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Dalam suatu Peta Prses Operasi, yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja, namun terkadang pada akhir proses dicatat tentang penyimpanan. (ZSutalaksanaIftikardkk. 2006)
Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui Peta Proses Operasi, kita dapat memperoleh banyak manfaat diantaranya :
1.      Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya,
2.      Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan memper-hitungkan efisiensi ditiap operasi/pemeriksaan),
3.      Sebagai alat menentukan tata letak pabrik,
4.      Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai, dan
5.      Sebagai alat latihan kerja. (ZSutalaksanaIftikardkk. 2006)



Contoh Peta Proses Operasi 

Sumber:
1. Z. Sutalaksana, Iftikar, dkk. Teknik Tata Cara Kerja. Departemen Teknik Industri ITB. 2006.
2. Trianto, Agus. Proses Produksi dan Peramalan Permintaan Front Axle di PT. XXX. Laporan Kerja Praktek. Jakarta: Teknik Industri UPI YAI. 2009.

Semoga Informasi ini dapat bermanfaat..terima  kasih    ... :)

Proses Produksi Dari Segi Manufacturing

Saya akan mencoba memberikan apa yang saya ketahui sekilas mengenai Proses Produksi.

Apa itu proses produksi? Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain (Baroto, 2002: 13). Proses produksi merupakan metode atau teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk (Nasution, 2003: 1).


Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik, maka diperlukan rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem-sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal,dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingnya seperti limbah, informasi, dan sebagainya. Faktor-faktor produksi yaitu sumber daya dasar yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa (Azizah, 2009: 1), sehingga dapat diartikan beberapa faktor penentu dalam proses produksi adalah bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal,dan informasi.


Sistem produksi menurut proses menghasilkan output secara ekstrim dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (Nasution, 2003: 3):

a.       Proses produksi kontinyu (Continuous Process) dalam produksi ini peralatan sengaja disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan-urutan kegiatan yang rutin dalam menghasilkan produk tersebut.
b.      Proses produksi terputus (Intermittent Process/Discrete System) dalam produksi ini tidak hanya memproduksi satu jenis spesifikasi barang namun berbagai jenis spesifikasi barang sesuai pesanan. Dilihat dari tujuan perusahaan melakukan operasinya dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu (Nasution, 2003: 9):
a.       Engineering to order, yaitu bila pemesan meminta produsen untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa).
b.      Assembly to order, yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul opsinya standar yang sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari modul-modul tersebut sesuai dengan pesanan konsumen.
 c.       Make to order, yaitu bila produsen menyelesaikan item akhirnya jika dan hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut.
d.      Make to stock, yaitu bila produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima.
Kriteria terpenting dalam mengklasifikasikan proses produksi adalah jenis aliran operasi dari unit-unit produk yang melalui tahapan konversi. Ada tiga jenis dasar aliran operasi, yaitu flow shop, job shop, dan proyek (Kostas, 1982 dalam Nasution, 2003: 10). Ketiga jenis dasar aliran operasi ini berkembang menjadi aliran operasi modifikasi dari ketiganya, yaitu bacth dan continuous. Adapun karakteristik aliran operasi tersebut adalah sebagai berikut ( Nasution, 2003: 10):
1.      Flow shop, yaitu proses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi. Proses jenis ini biasanya digunakan untuk produk yang mempunyai desain dasar yang tetap sepanjang waktu yang lama dan ditujukan untuk pasar yang luas, sehingga diperlukan penyusunan bentuk proses produksi flow shop yang biasanya make to stock. Bentuk umum proses flow shop dapat dibagi menjadi jenis produksi flow shop kontinyu dan flow shop terputus.
2.      Continuous, proses ini merupakan bentuk ekstrim dari flow shop dimana terjadi aliran material yang konstan. Biasanya satu lintasan produksi pada proses kontinyu hanya dialokasikan untuk satu produk saja.
3.      Job shop, yaitu merupakan bentuk proses konversi dimana unit-unit untuk pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula dengan melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokan berdasarkan fungsinya. Volume produksi tiap jenis produk sedikit, variasi produknya banyak, lama produksi tiap jenis produk agak panjang, dan tidak ada lintasan produksi khusus. Job shop bertujuan memenuhi kebutuhan khusus konsumen, dan biasanya bersifat make to order.
4.      Batch, yaitu merupakan bentuk satu langkah kedepan dibandingkan job shop dalam hal standarisasi produk, tetapi tidak terstandarisasi seperti produk yang dihasilkan pada aliran lintasan perakatitan flow shop. Sistem batch memproduksi banyak variasi produk dan volume, lama proses produksi untuk tiap produk agak pendek, dan satu lintasan produksi dapat dipakai untuk beberapa tipe produk.
5.      Proyek, yaitu merupakan proses penciptaan satu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan kebutuhan sumber daya dan dibatasinya oleh waktu penyelesaiannya. Jenis ini di beberapa fungsi-fungsi yang mempengaruhui produksi seperti perencanaan, desain, pembelian, pemasaran, penambahan personal/mesin (yang biasanya dilakukan secara terpisah pada system joib shop dan flow shop) harus diintegrasikan sesuai dengan urut-urutan waktu penyelesaian, sehingga dicapai penyelesaian yang ekonomis.


Sumber:
1. Baroto, Teguh. Perancangan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002. (: 13)
2. Nasution, Arman Hakim. Perancangan dan Pengedalian Produksi. Edisi Kedua. Surabaya: Guna Widya. 2003. (: 1, 3, 9, dan 10)
3. Azizah, Lailani Yekti. “Faktor-faktor produksi dalam perekonomian industri”. 2009. http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1948712-faktor-faktor-produksi/ (diakses tanggal 29 Juli 2010) (:1)

Semoga dapat memberikan masukan dan tambahan informasi yang saya ketahui. Mohon maaf atas kurang dan lebihnya. Terima kasih banyak atas kunjungannya.. :)