Rabu, 06 April 2011

Proses Produksi Dari Segi Manufacturing

Saya akan mencoba memberikan apa yang saya ketahui sekilas mengenai Proses Produksi.

Apa itu proses produksi? Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain (Baroto, 2002: 13). Proses produksi merupakan metode atau teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk (Nasution, 2003: 1).


Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik, maka diperlukan rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem-sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal,dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingnya seperti limbah, informasi, dan sebagainya. Faktor-faktor produksi yaitu sumber daya dasar yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa (Azizah, 2009: 1), sehingga dapat diartikan beberapa faktor penentu dalam proses produksi adalah bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal,dan informasi.


Sistem produksi menurut proses menghasilkan output secara ekstrim dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (Nasution, 2003: 3):

a.       Proses produksi kontinyu (Continuous Process) dalam produksi ini peralatan sengaja disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan-urutan kegiatan yang rutin dalam menghasilkan produk tersebut.
b.      Proses produksi terputus (Intermittent Process/Discrete System) dalam produksi ini tidak hanya memproduksi satu jenis spesifikasi barang namun berbagai jenis spesifikasi barang sesuai pesanan. Dilihat dari tujuan perusahaan melakukan operasinya dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu (Nasution, 2003: 9):
a.       Engineering to order, yaitu bila pemesan meminta produsen untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa).
b.      Assembly to order, yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul opsinya standar yang sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari modul-modul tersebut sesuai dengan pesanan konsumen.
 c.       Make to order, yaitu bila produsen menyelesaikan item akhirnya jika dan hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut.
d.      Make to stock, yaitu bila produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima.
Kriteria terpenting dalam mengklasifikasikan proses produksi adalah jenis aliran operasi dari unit-unit produk yang melalui tahapan konversi. Ada tiga jenis dasar aliran operasi, yaitu flow shop, job shop, dan proyek (Kostas, 1982 dalam Nasution, 2003: 10). Ketiga jenis dasar aliran operasi ini berkembang menjadi aliran operasi modifikasi dari ketiganya, yaitu bacth dan continuous. Adapun karakteristik aliran operasi tersebut adalah sebagai berikut ( Nasution, 2003: 10):
1.      Flow shop, yaitu proses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi. Proses jenis ini biasanya digunakan untuk produk yang mempunyai desain dasar yang tetap sepanjang waktu yang lama dan ditujukan untuk pasar yang luas, sehingga diperlukan penyusunan bentuk proses produksi flow shop yang biasanya make to stock. Bentuk umum proses flow shop dapat dibagi menjadi jenis produksi flow shop kontinyu dan flow shop terputus.
2.      Continuous, proses ini merupakan bentuk ekstrim dari flow shop dimana terjadi aliran material yang konstan. Biasanya satu lintasan produksi pada proses kontinyu hanya dialokasikan untuk satu produk saja.
3.      Job shop, yaitu merupakan bentuk proses konversi dimana unit-unit untuk pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula dengan melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokan berdasarkan fungsinya. Volume produksi tiap jenis produk sedikit, variasi produknya banyak, lama produksi tiap jenis produk agak panjang, dan tidak ada lintasan produksi khusus. Job shop bertujuan memenuhi kebutuhan khusus konsumen, dan biasanya bersifat make to order.
4.      Batch, yaitu merupakan bentuk satu langkah kedepan dibandingkan job shop dalam hal standarisasi produk, tetapi tidak terstandarisasi seperti produk yang dihasilkan pada aliran lintasan perakatitan flow shop. Sistem batch memproduksi banyak variasi produk dan volume, lama proses produksi untuk tiap produk agak pendek, dan satu lintasan produksi dapat dipakai untuk beberapa tipe produk.
5.      Proyek, yaitu merupakan proses penciptaan satu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan kebutuhan sumber daya dan dibatasinya oleh waktu penyelesaiannya. Jenis ini di beberapa fungsi-fungsi yang mempengaruhui produksi seperti perencanaan, desain, pembelian, pemasaran, penambahan personal/mesin (yang biasanya dilakukan secara terpisah pada system joib shop dan flow shop) harus diintegrasikan sesuai dengan urut-urutan waktu penyelesaian, sehingga dicapai penyelesaian yang ekonomis.


Sumber:
1. Baroto, Teguh. Perancangan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002. (: 13)
2. Nasution, Arman Hakim. Perancangan dan Pengedalian Produksi. Edisi Kedua. Surabaya: Guna Widya. 2003. (: 1, 3, 9, dan 10)
3. Azizah, Lailani Yekti. “Faktor-faktor produksi dalam perekonomian industri”. 2009. http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1948712-faktor-faktor-produksi/ (diakses tanggal 29 Juli 2010) (:1)

Semoga dapat memberikan masukan dan tambahan informasi yang saya ketahui. Mohon maaf atas kurang dan lebihnya. Terima kasih banyak atas kunjungannya.. :)

1 komentar:

  1. Super Bowl Odds To Win Super Bowl 2020 1xbet korean 1xbet korean william hill william hill 메리트 카지노 고객센터 메리트 카지노 고객센터 1564pragmatic play aztec demo【VIP】⚡️უჯუუ

    BalasHapus